Kamis, 18 September 2008

Anggi


semerbak mawar bermekaran
di halaman dadamu
ribuan matahari bertuju sinarnya
jatuh di rambutmu

anggi
lelaki itu menyimpan mawar di sakunya
dan sebilah pedang di lehernya

derap langkah kuda
berdesakan di muka
adakah ladang untuk mereka berterang
berperang

anggi
lelaki itu tersungkur atas tanah gersang
dibakar terik mata cemburu
pedang ditangannya mengucur darah
menetes jadi kata-kata

Edwar Maulana. 2008

Tidak ada komentar: